Danau Toba dikenal karena keindahan alamnya yang luar biasa, konon danau ini terbentuk akibat letusan gunung merapi yang super dahsyat sepanjang sejarah, saking dahsyatnya itu ledakan, danau ini pun terbentuk hingga 100 km. Di tengah-tengah danau Toba pun ada pulau Samosir yang pemandangannya cukup elok dan bena-benar menyejukkan mata untuk melihat tepi-tepi danau yang super keren ini.
Liburan kali ini aku pergi bareng temen-temen kantor, Mas Akbar, Mas Ade, Mas Adian, Mas Fai dan Mas Andi. Kita berangkat dari Rumah Musi (penginapan kami selama Project di Medan) menuju Kantor Socfindo (kantor Project) untuk menjemput supir yang sudah kita sewa selama 2 hari perjalanan dari Medan menuju Toba sampai kembali ke Medan lagi dan memakai mobil pribadi. Jadi kita hanya menyewa jasa supirnya saja dengan harga Rp.400.000.
Berangkat dari Socfindo sekitar pukul 07.00 pagi dan meluncur menuju tempat tujuan, pukul 09.00 berhenti di Tebing Tinggi untuk sarapan pagi. pukul 09.40 kita lanjutkan lagi perjalanan dan mampir di Siantar pukul 11.00 karena katanya ada Roti yang terkenal enakkk pake banget. Namanya Roti Ganda, tampilannya sih biasa, harganya cukup murah untuk ukuran yang super besar yaitu sekitar Rp. 15.000 dengan 2 pilihan rasa, selai srikaya dan ceres cokelat. Ada juga yang ukuran kecil-kecilnya dengan harga Rp.2500. Ngantrinya luar biasa ya ampun, dan aku & Mas Ade rela ngantri nunggu Rotinya selesai dioven.
Sambil nunggu rotinya matang kita sempetin menelusuri jalan sepanjang pertokoan tersebut sambil foto-foto. Maklum ceritanya baru singgah di kota orang yang baru pertama kali dikunjungi itu rasanya pengen narsis dan pamer bukti kalo sudah pernah singgah di kota itu. Kebetulan banget di sepanjang jalan tersebut rupanya adalah bekas SD nya Mas Adian, jadi semakin bernostalgia lah dia dengan suasana siang di sekolah itu.
Sambil nunggu rotinya matang kita sempetin menelusuri jalan sepanjang pertokoan tersebut sambil foto-foto. Maklum ceritanya baru singgah di kota orang yang baru pertama kali dikunjungi itu rasanya pengen narsis dan pamer bukti kalo sudah pernah singgah di kota itu. Kebetulan banget di sepanjang jalan tersebut rupanya adalah bekas SD nya Mas Adian, jadi semakin bernostalgia lah dia dengan suasana siang di sekolah itu.
Okey lanjut perjalanan ke Danau Toba dengan menelusuri hutan yang super rindang dan hijau, sempat di stop Polisi karena ada razia rupanya. Untunglah STNK, SIM kumplitttt. Kami pun sampai di Parapat sekitar pukul 12.30 dan begitu melihat ada danau biru dan pulau hijau yang tampak dari kejauhan, Subhanallah, It was Greattttt and super duper Amazing pakai bangettt. Indahnya luar biasa. Mata ini males banget buat berkedip takut untuk melewatkan keindahan ciptaan Tuhan ini. Dari dalam mobil aja kami udah jepret sana sini dan akhirnya kami stop di spot yang cukup ok. Kita sempetin poto bareng-bareng dari tebing atas danau sebelum bener-bener tiba di pinggiran danau Toba yakni daerah yang agak kebawah.
Setelah itu kami sholat di masjid dekat pinggir jalan raya, aku lupa nama Masjidnya, pokonya di depan Hotel Esa kalo gak salah. Terus kita cari makan siang halal dan penginapan yang murah di daerah Parapat tersebut. Kita nemu Rumah Makan Muslim (Padang) dan disebelahnya rupanya juga penginapan murah Rp.200.000/kamar dan bisa diisi bebas 2-3 orang. Berhubung aku cewek sendiri jadi 1 kamar aku sendiri. Karena ada 2 kasur dikamar aku, jadinya 1 kasur sisanya dipake buat abang-abang yang ngedumpel jadi satu kamar buat rame-rame. Kita pesen 3 kamar, 1 kamar untuk aku, dan sisanya buat abang-abang dan pak Udin sang driver.
Setelah itu kita istirahat siang sambil gosip-gosip cantik dan bersiap-siap pergi berenang menikamti sunset di danau Toba. Sore itu aku beli celana ala kain bali buat berenang, harganya sekita Rp.50.000 (nyesal kurang canggih dalam menawar). Toko oleh-oleh bertabur disepanjang jalan penginapan dan Rumah Makan yang aku singgahin. Ke pinggiran danau Toba kita cukup jalan kaki aja gak perlu bawa kendaraan, tapi hati-hati anjing-anjing bertabur everywhere. Ya pasang ancang-ancang aja kalo tiba-tiba ada yang mendekat, jurus lari atau sembunyi.
Pukul 4 sebelum sampai di tempat untuk berenang, kita melewati daerah perkampungan penduduk yang banyak tempat kapal-kapal wisata bersandar. Sayang sekali setelah acara Festival Danau Toba kapal-kapal itu sepertinya sudah tidak produktif lagi dipakai, karena mungkin wisatawan sudah berkurang saat itu. Ada spot-spot yang bagus dibelakang perkampungan tersebut untuk menikmati debur ombak danau yang bisa membasahi baju kita. Pokoknya kalau jalan lewat situ harus hati-hati karena itu bukan jalan umum, tetapi hanya berupa semen pembatas. Dari tempat itu kita coba mencari jalan sendiri untuk sampai ke tempat berenang, entah apa jalur itu sering dilalui orang atau tidak yang jelas jalur itu kurang terexpose oleh wisatawan lainnya.
Di tempat renang tersebut ada penyewaan ban untuk bermain air di pinggir danau, harganya Rp. 10.000 / ban, karena kami berlima (Mas Andi gak ikutan karena tidur) akhirnya kita sewa 3 ban saja, dan 2 orang yang lain jaga barang-barang. Tentu aja kita bakal gantian berenang. Sore itu bener-bener indah bisa main di pinggi danau dan tepat Sunset tampak dari ujung perbatasan langit dan air. Berhubung aku gak bisa berenang tapi pengen banget main air dan bersantai duduk cantik diatas ban sambil melihat sunset, Mas Akbar pun nemeni untuk sampai agak ke tengah danau. Saking takunya ditinggal sampe-sampe jempol Mas Akbar gak aku lepas sedikit pun. Sore yang benar-benar cantik sekali. Pemandangan yang super keren bersama abang-abang yang super asik juga.
Kita pulang ke penginapan dengan pakaian yang bener-bener basah, dan langsung berbersih diri sampai di kamar. Untuk perjalanan ke Toba kita sudah prepare Pop Mie dan snack yang banyak, karena selain untuk cadangan makanan, bisa juga untuk hemat budget. Ternyata mayoritas makanan yang dijual disana adalah Nasi Padang, kita bosen banget sarapan dan makan siang sudah nasi padang, makanya malam harinya kita menyeduh Pop Mie aja dan niatnya sambil nongkrong di atas genting penginapan untuk melihat pemandangan malam Danau Toba dan langit malam. Tapi sayang ternyata di atas tidak ada penerangan jadinya kita mengurungkan niat buat nongki-nongki di atas. Setelah makan malam kita keliling melihat-lihat toko oleh-oleh dan menyeruput minuman hangat, Bandrek ala Parapat karena emang dingin banget disana.
Keesokan paginya kita nyebrang ke Pulau Samosir. Untuk nyebrang ke samosir, bisa melalui pelabuhan Ajibata - Tomok (untuk yang bawa kendaraan dan perorangan). Biaya Tiket kapal fery untuk 1 kendaraan mobil sekitar Rp.90.000 include penumpang, sedangkan untuk perorangan Rp.7000. Untuk mendapatkan tiket kapal kita dituntut standby paling tidak 30-1 jam sebelum jadwal keberangkatan kapal, dikhawatirkan tidak kebagian karena sudah full capacity. Jadinya harus rela ngantri lagi menunggu jadwal berikutnya, begitu juga sebaliknya ketika dari P. Samosir menuju Parapat nya. Menyebrang menggunakan fery ditempuh sekitar 1 jam. setiba di P. Samosir kami meluncur untuk berkeliling desa sambil mencari bangunan atau simbol-simbol khas batak untu berpoto. Selain itu kami mengunjungi tempat pertunjukkan boneka menari dan juga patung serta makam-makam para leluhur terdahulu. Banyak juga toko oleh-oleh dan cindermata seperti kaos, gantungan kunci, tas dan kain ulos khas batak.
Sekitar pukul 14.00 kami baru mendapatkan jadwal untuk kembali ke Parapat karena kami telat untuk mengambil jadwal pukul 12.00. Setelah itu kami mampir ke masjid yang kemarin kami singgahi untuk sholat. Setelah itu kami pulang kembali ke medan dengan hati senang dan puas. Kagum sekali dengan alam Indonesia yang begitu cantik dan indah, ini benar-benar Maha Karya Tuhan yang gak bisa dipungkiri lagi Ke-Esaannya.
Keesokan paginya kita nyebrang ke Pulau Samosir. Untuk nyebrang ke samosir, bisa melalui pelabuhan Ajibata - Tomok (untuk yang bawa kendaraan dan perorangan). Biaya Tiket kapal fery untuk 1 kendaraan mobil sekitar Rp.90.000 include penumpang, sedangkan untuk perorangan Rp.7000. Untuk mendapatkan tiket kapal kita dituntut standby paling tidak 30-1 jam sebelum jadwal keberangkatan kapal, dikhawatirkan tidak kebagian karena sudah full capacity. Jadinya harus rela ngantri lagi menunggu jadwal berikutnya, begitu juga sebaliknya ketika dari P. Samosir menuju Parapat nya. Menyebrang menggunakan fery ditempuh sekitar 1 jam. setiba di P. Samosir kami meluncur untuk berkeliling desa sambil mencari bangunan atau simbol-simbol khas batak untu berpoto. Selain itu kami mengunjungi tempat pertunjukkan boneka menari dan juga patung serta makam-makam para leluhur terdahulu. Banyak juga toko oleh-oleh dan cindermata seperti kaos, gantungan kunci, tas dan kain ulos khas batak.
Sekitar pukul 14.00 kami baru mendapatkan jadwal untuk kembali ke Parapat karena kami telat untuk mengambil jadwal pukul 12.00. Setelah itu kami mampir ke masjid yang kemarin kami singgahi untuk sholat. Setelah itu kami pulang kembali ke medan dengan hati senang dan puas. Kagum sekali dengan alam Indonesia yang begitu cantik dan indah, ini benar-benar Maha Karya Tuhan yang gak bisa dipungkiri lagi Ke-Esaannya.
Gak sampe budget Rp.500.000/ orang aku dan teman-teman kantor sudah bisa liburan maksimal dan menyenangkan ke danau Toba.
Iuran Rp. 500.000 x 5 = Rp. 2.500.000
Snack & minuman = Rp. 250.000
Bensin = Rp. 300.000
Penginapan = Rp. 200.000 x 3 = Rp. 600.000
Tiket Kapal PP = Rp 90.000 x 2 = Rp. 180.000
Tiket pertunjukan boneka menari Rp. 5.000 x 6 = Rp. 30.000
Sisanya untuk makan dll.
Next Posting: Trip to Singapore and Kuala Lumpur
Iuran Rp. 500.000 x 5 = Rp. 2.500.000
Snack & minuman = Rp. 250.000
Bensin = Rp. 300.000
Penginapan = Rp. 200.000 x 3 = Rp. 600.000
Tiket Kapal PP = Rp 90.000 x 2 = Rp. 180.000
Tiket pertunjukan boneka menari Rp. 5.000 x 6 = Rp. 30.000
Sisanya untuk makan dll.
Next Posting: Trip to Singapore and Kuala Lumpur